Tembang macapat merupakan kumpulan tembang atau lagu -lagu tradisional yang sangat populer dan dibanggakan. Lagu tradisional dari Jawa memang lebih akrab dengan sebutan tembang macapat. Tembang macapat ini pun hingga kini senantiasa dilestarikan dan diajarkan di berbagai sekolah tak heran bila masih banyak masyarakat suku Jawa yang mengenal dan memahami tembang macapat yang bernilai luhur ini. Di dalam tembang ini, tersimpan warisan budaya yang luhur dan sangat berharga untuk tembang macapatPengertian tembang macapat secara sederhana dapat dipahami sebagai sebuah bentuk ungkapan yang dilagukan dan dipaparkan dalam sebuah pada’ atau paragraf. Kenapa disebut sebagai ungkapan? Sebab, tembang macapat memang sering dimafaatkan sebagai sarana untuk menyampaikan nasehat – nasehat positif secara halus, yakni melalui seni – jenis tembang macapatTembang macapat secara umum dibagi ke dalam 11 jenis atau 11 kelompok lagu. 11 Tembang macapat tersebut, meliputi tembang Maskumambang, tembang Mijil, tembang Kinanthi, tembang Sinom, tembang Asmarandana, tembang Gambuh, tembang Dandanggula, tembang Durma, tembang Pangkur, tembang Megatruh, tembang – ciri umum tembang macapatTembang macapat sangat mudah dikenali. Meski demikian, dalam tembang macapat, tidak ada lirik lagu yang baku. Artinya, lirik lagu yang ada pada satu tembang macapat bisa berbeda, meski pun sama -sama tembang maskumambang, atau sama -sama tembang mijil dan lain tembang macapat dapat dibuat sendiri, selama dalam pembuatan lirik tersebut memenuhi kaidah baku yang ditentukan. Kaidah baku tembang macapat ini pula yang pada dasarnya merupakan ciri tembang baku ini merupakan ketentuan penulisan lirik yang pada masing – masing tembang macapat, harus dipenuhi pada tiap bait, baris dan vokalnya. Secara umum, ciri – ciri tembang macapat secara umum ada tiga hal, yakni 1 Tembang Macapat terikat pada kaidah kaiket dening wewaton guru.Kaidah yang mengikat pada tembang macapat meliputi guru gatra, guru wilangan dan guru gatra merupakan ketentuan jumlah baris dalam satu bait cacahing gatra/ larik saben sapada.Guru wilangan merupakan ketentuan jumlah suku kata dalam satu baris cacahing wanda saben sagatra.Guru lagu merupakan jatuhnya nada vokal terakhir pada tiap baris atau larik tibaning swara ing saben pungkasane gatra.Sebagai contoh, misal pada tembang maskumambang, kaidah baku guru gatra, guru wilangan dan guru lagu nya adalah 12i - 6a - 8i – dari kaidah tersebut adalah pada tembang maskumambang terdapat “guru gatranya 4, yakni terdapat 4 baris pada tiap wilangannya 12 – 6 – 8 – 8, yakni ada 12 suku kata pada baris pertama, 6 suku kata pada baris kedua, 8 suku kata pada baris ketiga, serta sejumlah 8 suku kata pada baris lagu i – a – i –a, berarti jatuhnya vokal pada baris pertama adalah vokal i', pada baris kedua jatuh pada vokal a’, di baris ketiga jatuh pada vokal i', dan pada baris keempat jatuh pada vokal a’.Dengan demikian, tembang maskumambang yang dibuat dapat berupa lirik berikut Kelek-kelek biyung sira aneng ngendi 12 iEnggal tulungana 6 aAwakku kecemplung warih 8 iGulagepan wus meh pejah 8 a2 Tembang macapat dirangkai dengan bahasa jawa gaya baru, serta disisipi dengan bahasa jawa kuno basane Jawa anyar, diseseli basa Jawa kuna kawi.3 Tembang Macapat berisi nasehat, sopan santun, dongeng, cerita wayang, dan sejenisnya Isine bab pitutur, kasusilan, dongeng, kaprajan wayang, lan sak piturute. Jadi, isi dari tembang macapat bisa bersifat fleksibel, bahkan bisa untuk mengungkapkan rasa, selama untuk tujuan Watak dan Filosofi 11 Tembang MacapatMasing - masing dari 11 tembang macapat memiliki ciri khasnya tersendiri, baik dari segi filosofi, watak, maupun kaidah. Jika dilihat secara keseluruhan, kesebelas tembang macapat bertutur mengenai perjalanan hidup tembang macapat menyerupai gambaran dari rangkaian perjalanan hidup seorang manusia mulai dari lahir, saat belajar di masa kanak – kanak, pada masa dewasa, dan hingga akhirnya meninggal itu, jika dilihat dari wataknya, masing – masing tembang macapat ini juga melambangkan watak atau karakter tersendiri. Ada tembang macapat yang melambangkan watak duka atau sedih, nasehat, percintaan, kasih sayang, kebahagiaan dan tembang macapat umumnya digunakan sebagai acuan untuk membuat lirik lagu, meski terkadang hal ini tidak berlaku secara mutlak. Namun demikian, tembang macapat lebih sering digunakan sebagai tembang yang berisi nasehat untuk adalah uraian atau penjelasan dari masing – masing filosofi dan watak 11 tembang macapat yang menggambarkan perjalanan hidup dari lahir hingga meninggal dunia, dilengkapi dengan watak serta kaidah baku masing -masing Tembang MaskumambangTembang Maskumambang mengandung filosofi hidup seorang manusia dari awal mula penciptaannya. Manusia ini digambarkan sebagai embrio yang sedang bertumbuh dalam rahim sang ibunda dan masih belum diketahui jati dirinya, bahkan belum pula diketahui apakah laki-laki atau berasal dari kata mas’ dan kumambang’. Kata mas’ artinya masih belum diketahui laki-laki atau perempuan. Sedangkan kata kumambang’ artinya hidupnya masih mengambang karena bergantung pada Ibunya dalam alam tembang maskumambang adalah menggambakan karakter kesedihan atau duka, serta suasana hati yang tembang maskumambang 12i - 6a - 8i - 8o Wong tan manut pitutur wong tuwa ugi 12 iHa nemu duraka 6 aIng donya tumekeng akhir 8 iTan wurung kasurang-surang 8 o2 Tembang MijilTembang Mijil memiliki filosofi berupa penggambaran bentuk dari biji atau benih yang telah lahir di dunia. Dari segi bahasa, mijil berarti biji atau benih. Jadi, mijil menjadi perlambangan awal mula perjalanan seorang manusia di dunia merupakan permulaan, anak ini dianggap masih suci dan begitu lemah sehingga masih membutuhkan perlindungan dari orang -orang di tembang mijil atau karakternya adalah bersifat keterbukaan. Karenanya, tembang inisesuai untuk menyampaikan nasehat, cerita – cerita, dan tentang tembang mijil 10i – 6o – 10e – 10i – 6i – 6oDedalanne guna lawan sekti 10 iKudu andhap asor 6 oWani ngalah dhuwur wekasane 10 eTumungkula yen dipundukanni 10 iRuruh sarwa wasis 6 iSamubarangipun 6 o3 Tembang KinanthiTembang Kinanthi berasal dari kata kanthi’ yang berarti menggandeng atau menuntun. Filosofi Tembang Kinanthi dalam hidup mengisahkan kehidupan seorang anak yang masih kecil sehingga masih perlu dituntun hingga nantinya dapat berjalan sendiri dengan baik di anak pada dasarnya membutuhkan tuntunan penuh dari orang tua atau orang - orang lain di sekitarnya. Tuntutan yang utuh ini tidak hanya untuk belajar berjalan, melainkan juga tuntunan dalam memahami berbagai norma dan adat yang berlaku. Dengan begitu, kelak ia dapat mengerti, mematuhi dan menjalankannya dengan baik dan Tembang Kinanthi atau karakternya adalah tentang kesenangan, teladan yang baik, nasehat dan kasih sayang. Tembang kinanthi umumnya digunakan untuk menyampaikan cerita atau kisah yang isinya menggambarkan nasehat yang baik dan tentang kasih Tembang Kinanthi 8u – 8i – 8a – 8i – 8a – 8iKukusing dupa kumelun 8uNgeningken tyas kang apekik 8 iKawengku sagung jajahan 8 aNanging saget angikipi 8 iSang resi kaneka putra 8 aKang anjog saking wiyati 8 i4 Tembang SinomKata “Sinom” mempunyai arti pucuk yang baru tumbuh atau bersemi. Filosogi tembang Sinom mengandung penggambaran dari seorang manusia yang beranjak dewasa, dan telah menjadi seorang pemuda / remaja yang bersemi. Menjadi seorang remaja, berarti ia bertugas untuk menuntut ilmu sebaik dan setinggi mungkin untuk dijadikan bekal kehidupannya tembang sinom atau karakternya adalah tentang kesabaran dan keramahtamahan. Tembang macapat sinom biasa digunakan untuk menceritakan nasehat yang baik dan mengandung rasa Tembang Sinom 8a – 8i – 8a – 8i – 7i – 8u – 7a – 8i – 12aPunika serat kawula 8 aKatura sira wong kuning 8 iSapisan salam pandonga 8 aKapindo takon pawarti 8 iJare sirarsa laki 7 iIngsun mung sewu jumurung 8 uAmung ta wekasi wang 7 aGelang alit mungging driji 8 iLamun sida aja lali kalih kula 12 a5 Tembang AsmarandanaKata Asmarandana berasal dari kata asmara’ yang diartikan sebagai cinta kasih. Filosofi tembang asmarandana adalah mengenai perjalanan hidup seorang manusia telah tiba waktunya untuk memadu cinta kasih bersama jodoh atau pasangan hakikatnya, kehidupan cinta merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai kaidah penciptaan manusia, yakni secara tembang asmarandana adalah tentang cinta kasih, asmara yang disertai juga rasa pilu atau tembang asmarandana 8i – 8a – 8e – 7a – 8a – 8u – 8aLumrah tumrap wong ngaurip 8 iDumunung sadhengah papan 8 aTan ngrasa cukup butuhe 8 eNgenteni rejeki tiba 7 aLamun tanpa makarya 8 aSengara bisa kepthuk 8 uKang mangkono bundhelana 8 a6 Tembang GambuhKata “Gambuh” mengandung arti menyambungkan. Filosofi tembang Gambuh adalah tentang perjalanan hidup seseorang yang telah menemukan pasangan hidup yang cocok baginya. Maka, keduanya dapat disandingkan dalam ikatan yang lebih sakral yakni melalui ikatan pernikahan Ikatan inilah yang dapat mengantarkan mereka mendapat kehidupan cinta yang tembang gambuh adalah tentang keramahtamahan dan persahabatan. Tembang gambuh biasa digunakan dalam menyampaikan cerita – cerita Tembang Gambuh 7u – 10u – 12i – 8u – 8oLan sembah sungkem ipun 7 uMring Hyang Sukma elinga sireku 10 uApan titah sadaya amung sadermi 12 iTan welangsira andhaku 8 uKabeh kagungan Hyang Manon 8 o7 Tembang DhandanggulaKata Dhandanggula berasal dari kata dandhang’ dan gula’ yang berarti tempat sesuatu yang manis. Filosofi tembang Dhandanggula mengisahkan tentang kehidupan pasangan baru yang tengah berbahagia karena telah mendapatkan apa – apa yang dicita - citakan. Kehidupan manis menjadi kenikmatan atau berkah yang dinikmati bersama keluarga sehingga terasa tembang dhadanggula atau karakternya dapat bersifat universal atau luwes dan merasuk hati. Tembang dhandanggula biasa digunakan untuk menuturkan kisah tentang berbagai hal dan dalam kondisi apa tembang dhandanggula 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 6u – 8a – 12i – 7aSinengkuyung sagunging prawali 10 iJanma tuhu sekti mandra guna 10 aWali sanga nggih arane 8 eDhihin Syeh Magrib tuhu 7 uSunan ngampel kang kaping kalih 9 iTri sunan bonang ika 7 aSunan giri catur 6 uSyarifudin sunan drajat 8 aAnglenggahi urutan gangsal sayekti 12 iIku ta warnanira 7 a8 Tembang DurmaKata “Durma” artinya adalah pemberian. Tembang durma mengandung filosofi yang mengisahkan tentang kehidupan yang suatu ketika dapat mengalami duka, selisih dan kekurangan akan suatu tembang macapat Durma mengajarkan agar dalam kehidupan, manusia dapat saling memberi dan saling melengkapi satu sama lain. Dengan begitu, kehidupan yang dijalankan dapat lebih seimbang. Kita perlu untuk menjaga nilai saling menolong kepada siapa saja dengan tembang durma atau karakternya secara umum adalah tegas, keras dan penuh dengan amarah yang menggebu – Tembang Durma 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7iAyo kanca gugur gunung bebarengan 12 aAja ana kang mangkir 7 iAmrih kasembadan 6 aTujuan pembangunan 7 aPager apik dalan resik 8 iLatar gumelar 5 aWisma asri kaeksi 7 i9 Tembang PangkurTembang “Pangkur” berasal dari kata mungkur’ yang artinya pergi atau meninggalkan. Filosofi tembang pangkur merupakan sautu penggambaran kehidupan yang seharusnya dapat menghindari berbagai hawa nafsu dan angkara murka yang sifatnya ketika kita mendapati suatu hal yang buruk, hendaknya kita mungkur atau pergi menghindar dan meninggalkan yang buruk itu. Pangkur juga menjadi penggambaran seseorang yang sudah mulai bersiap meninggalkan segala hal bersifat keduniawian sehingga dapat lebih mendekatkan diri pada tembang pangkur atau karakternya adalah sifat yang gagah, kuat, perkasa dan hati yang besar. Tembang pangkur biasa digunakan untuk mengungkapkan kisah kepahlawanan, perjuangan juga tembang pangkur 8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7iSekar pangkur kang winarna 8 aLelabuhan kang kanggo wongaurip 11 iAla lan becik puniku 8 uPrayoga kawruh ana 7 aAdat waton puniku dipun kadulu 8 iMiwah ingkang tata karma 5 aDen kaesthi siyang ratri 7 i10 Tembang MegatruhKata Megatruh berasal dari kata megat’ dan roh’, yang berarti putus rohnya atau telah terlepasnya roh. Filosofi tembang Megatruh adalah tentang perjalanan hidup manusia yang telah usai di dunia atau telah berpulang pada sang Pencipta. Pada akhirnya, roh manusia pasti harus putus dari raganya dan pada saat itulah ia harus kembali menghadap Tuhan Yang Maha Tembang megatruh adalah tentang kesedihan dan kedukaan. Tembang ini biasanya digunakan untuk menggambarkan rasa putus asa dan kehilangan Tembang Megatruh 12u – 8i – 8u – 8i – 8oKabeh iku mung manungsa kang pinujul 12 umarga duwe lahir batin 8 ijroning urip iku mau 8 uisi ati klawan budi 8 iiku pirantine ewong 8 o11 Tembang PocungKata Pocung dalam tembang macapat ini berasal dari kata pocong’ yang menunjukkan kondisi seseorang yang sudah meninggal, yang mana ia akan dibungkus kain kafan atau dipocong sebelum dikebumikan. Filosofi tembang pocong menunjukkan adanya ritual untuk melepaskan kepergian seseorang, yakni upacara Tembang Pocung atau karakternya adalah tentang kebebasan dan tindakan sesuka hati. Tembang pocung biasa digunakan untuk menceritakan lelucon dan berbagai Tembang Pocung 12u – 6a – 8i – 12aBapak pocung dudu tampar dudu dadhung 12 uDawa kaya ula 6 aPenclokanmu kayu garing 8 iPrapteng griya si pocung ngetokne cahya 12 aReferensi Daryanto. 1999. Kawruh Basa Jawa Pepak. Surabaya APOLLO Imam, Sutardjo. 2008. Kajian Budaya Jawa. Surakarta FSSR UNS*Penulis Hasna WijayatiBacaan lainSolahe Kewan Basa Jawa Sebutan Perilaku Khas Hewan dalam Bahasa JawaKepriye Ambune ing Basa Jawa? Sebutan Istilah Bau-bauan dalam Bahasa JawaTembung Wilangan Saparengan Basa Jawa Satuan Jumlah dengan Pasangan Bendanya
Tembangmacapat merupakan salah satu karya sastra yang berasal dari Jawa dan dikategorikan dalam puisi Jawa baru. Kita mengenal setidaknya 11 tembang macapat yang masing-masing watak serta pola serta falsafah yang berbeda-beda. Kesebelas tembang tersebut menggambarkan atau menceritakan perjalan hidup manusia dari saat dia dikandung, dilahirkan
– Tembang dalam seni Jawa adalah lirik/sajak/syair yang nadanya mengambil dari gamelan Jawa baik slendro maupun pelog. Sebenarnya ada tiga 3 jenis tembang, namun yang paling populer di masyarakat adalah tembang macapat. Tembang juga disebut sekar yang sampai saat ini masih sering dipelajari oleh masyarakat Jawa dan Bali. Daftar isi artikelJenis undha-usuking Tembang1. Tembang Gedhe2. Tembang Tengahan3. Tembang MacapatJenis tembang macapatTabel guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan tembang MacapatWatak lan gunane tembangSandiasmaPamasange SandiasmaSasmitaning tembang Jenis undha-usuking Tembang Di Jawa khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta tembang masih sering dilantunkan dan dipelajari di sekolah-sekolah, baik di sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Terbukti dengan adanya institut Karawitan di Surakarta Solo maupun di Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa jenis/macam tembang disebut undha usuk tembang, maksudnya undha usuk adalah tingkatan. Jenis tembang Jawa ada 3, yaitu Tembang Gedhe Tembang Tengahan Tembang Macapat Agar lebih jelas, mari kita bahas satu persatu. 1. Tembang Gedhe Tembang Gedhe dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan tembang besar. Berikut penjelasan tembang gedhe dalam bahasa Jawa. Tembang Gedhe iku sapada ana patang gatra, utawa patang pada pala. Cacahing wanda pada pala siji lan sijine padha. Lire, yen pada kapisan 7 pitung wanda, pada pala kapindho, katelu lan kang kaping papat uga mitung wanda. Cacahing wanda saben sapada pala iku diarani laku. Sekarang tembang Gedhe banyak digunakan untuk Bawa gendhing, atau sulukan. Bawa gendhing itu mirip dengan tembang macapat. Contoh tembang Gedhe Banjaransari Basanta Bremarakrasa Candrakusuma Kusumastuti Kusumawicitra Kuswarini Lebdajiwa Madayanti Maduretna Manggalagita Meraknguwun Nagabanda Pamularsih Sarapada Sikarini Sudiradraka Sudirawicitra Tebukasol Tepikawuri 2. Tembang Tengahan Tembang tengahan iku kaiket ing guru lagu lan guru wilangan utawa dhong-dhing. Tembang Tengahan masing-masing memiliki perwatakan, ada yang berwatak seram, senang, sedih, ceria, dan lain-lain. Tembang tengahan banyak yang digunakan untuk mbawani gendhing. Adapun yang termasuk dalam tembang tengahan adalah sebagai berikut Balabak Duduk wuluh Jurudemung Kenya Kedhiri Lontang Palugon Pangajabsih Pranasmara Rangsang Tuban Rarabentrok Sardhula Kawekas Sari Mulat Wirangrong 3. Tembang Macapat Tembang macapat ada 11 sebelas macam. Seperti halnya tembang Tengahan, tembang ini juga terikat oleh guru lagu, guru wilangan, atau dhong-dhing, dan masing-masing juga mengandung watak/perwatakan. Adapun jumlah baris atau guru gatra tembang macapat tidak sama. Guru gatra yaiku cacahing larikan saben sapada. Jumlah baris dalam satu bait Umpamane Maskumambang iku guru gatrane 4. Maskumambang itu jumlah baris ada 4 Tegese saben sapada ana 4 gatra, utawa patang larik. Setiap bait terdiri dari 4 baris Seperti telah disebutkan di atas bahwa tembang Macapat itu terikat oleh guru lagu dan guru wilangan. Guru lagu dhong-dhing yaiku tibaning swara ing pungkasaning gatra. Jatuhnya huruf vokal di akhir baris Guru wilangan yaiku cacahing wanda ing saben gatra. Jumlah suku kata dalam satu baris Contoh Misalnya ada tembang Maskumambang di bawah ini Kelek-kelek biyung sira aneng ngendi 12i Enggal tulungana 6a Awakku kecemplung warih 8i Gulagepan wus meh pejah 8a Maka penjelasannya sebagai berikut Guru gatra Karena jumlah baris dalam satu bait ada 4, maka guru gatra maskumambang adalah 4. Guru lagu Karena bunyi vokal di akhir baris pertama sampai keempat tembang di atas i, a, i, a, maka guru lagu tembang macapat maskumambang di atas adalah i, a, i, a. Guru wilangan Dengan menghitung suku tembang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tembang macapat maskumambang guru wilangannya sebagai berikut baris pertama Ke – lek – ke – lek – bi – yung – si – ra – a – neng – ngen – di 12 baris kedua Eng – gal – tu – lung – a – na 6 baris ketiga A – wak – ku – ke – cem – plung – wa – rih 8 baris keempat Ge – la – ge – pan – wus – meh – pe – jah 8 Dengan menghitung jumlah suku kata dalam satu baris tembang di atas dapat kita ketahui 12, 6, 8, 8. Jadi, guru wilangan tembang macapat maskumambang di atas adalah 12, 6, 8, 8. Kesimpulan Sekarang kita dapat menyimpulkan bahwa tembang macapat maskumambang adalah sebagai berikut Guru gatra 4 empat Guru lagu i, a, i, a Guru wilangan 12, 6, 8, 8 Untuk mempermudah mengingat biasanya orang Jawa menggunakan rumus 12 i, 6 a, 8 i, 8 a. Jenis tembang macapat Jenis tembang macapat ada 11, yaitu sebagai berikut Maskumambang Pocung Gambuh Mijil Kinanthi Megatruh Asmaradana Durma Pangkur Sinom Dhandhanggula Tabel guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan tembang Macapat gatraGuru laguGuru wilangan1Maskumambang4i, a, i, a12, 6, 8, 82Pocung4u, a, i, a12, 6. 8, 123Gambuh5u, u, i, u, o7, 10, 12, 8, 84Megatruh5u, i, u, i, o12, 8, 8, 8, 85Mijil6i, o, e, i, i, u10, 6, 10, 10, 6, 66Kinanthi6u, i, a, i, a, i8, 8, 8, 8, 8, 87Asmaradana7i, a, e, a, a, u, a8, 8, 8, 8, 7, 8, 88Durma7a, i, a, a, i, a, i12, 7, 6, 7, 8, 5, 79Pangkur7a, i, u, a, u, a, i8, 11, 8, 7, 12, 8, 810Sinom9a, i, a, i, i, u, a, i, a8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 1211Dhandhanggula10i, a, e, u, i, a, u, a, i, a10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7 Baca juga Mengenal Tembang Macapat Sejarah, Makna, dan Keindahan Watak lan gunane tembang Ketika kita membaca tembang yang dilagukan, orang Jawa mampu merasakan tumbuhnya berbagai perasaan timbul dalam hati. Tumbuhnya rasa terhadap satu dengan yang lainnya tidak sama, ada yang terasa sedih, rasa suka cita, terenyuh, dan sebagainya. Perasaan yang tumbuh tersebut akan menentukan perwatakan sebuah tembang yang dilagukan atau dinyanyikan. Maka dari itu, jika ingin mengarang sebuah tembang kita harus mampu mencurahkan perasaan saat itu ke dalam sebuah syair tembang. Adapun watak dan fungsi tembang adalah sebagai berikut dalam bahasa Jawa dan Indonesia Pocung watake sak kepenake, sembrana parikena. Gunane sembranan, cangkriman, crita lucu, lan nyenengke. Maskumambang watake susah, nalangsa, prihatin. Umpamane susahing anak kang ditinggal mati wong tuwane, wong kang uripe tansah rekasa. Gunana kanggo medharake rasa susah. Mijil watake gandrung utawa prihatin. Prihatine wong kang lagi gandrung. Nanging dudu gandrunging priya lan wanita utawa wanita marang priya. Yaiku gandrung marang ngelmu, pangkat, kaluhuran, lan sapunanggalane. Gunane kanggo medhar rasa prihatin. Kena uga kanggo medharake pitutur marang wong kang lagi nandhang prihatin. Tembang mijil sok-sok kanggo mbawani gendhing, yaiku Mijil Sekarsih. Kinanthi watake ngemu surasa pangarep-arep, gandrung kang seneng nanging sak kepenake. Gunane kanggo medhar piwulang utawa pituduh, seneng-seneng, nglelipur, lsp. Tembang kinanthi kena uga kanggo mbawani gendhing, kayata Kinanthi Sekargadhung. Durma watake nepsu, sereng, muntab. Gunane kanggo sesorah kang sereng, kanggo perang-perangan balika tantang-tantangan. Asmaradana watake sengsem, susah utawa prihatin amarga ketaman asmara. Lumrahe para nom-noman kang wis ngancik dewasa. Gunane kanggo medharake rasa susah. Pangkur watake gandrung sereng. Gunane kanggo medharake pitutur sing sereng, sok-sok kanggo bebuka. Sinom watake prasaja kalem, susah kang lumrah. Gunane kanggo sesorah, medharake rasa susah yaiku cengkok Sinom Logondhang. Dhangdhanggula watake luwes, sarwa mathuk. Gunane kanggo bebuka, sesorah, panutuping crita, medhar rasa susah, yaiku cengkok Tlutur, lsp. Kena uga janggo mbawani gendhing kayata Dhangdhanggula Banjet, Turulare, lsp. Megatruh watake susah, getun, pungun-pungun. Umpamane wong kepaten anake, keduwung marang tindake kang nasar, lsp. Gunane kanggo medhar rasa susah. Djurudemung watake prenesan. Gunane kanggo nyemoni, mituturi sarana pasemon. Wirangrong watake mrabawa, mrabu. Gunane kanggo ngluruhake. Kena uga kanggo medharake rasa sedhih, nanging sedhih marga tresna utawa ngemu surasa trenyuh. Gambuh watake nanjih-nanjihake, nggenah-nggenahake. Gunane kanggo memulang mawa katerangan. Balabak watake duwe surasa sak kepenake, sembrana parikena. Meh padha karo tembang Pocung. Sandiasma Tembung sandiasma saka tembung sandi kang ateges sambung, gandheng. Sakiki ateges samar utawa wadi. Asma tegese jeneng. Dadi sandiasma ateges asma utawa jeneng kang sinandi utawa sinamar. Dalam bahasa Indonesia lebih simpel, sandiasma adalah nama samaran. Sandiasma iku akeh banget kang tinemu ing layang-layang kang sinawung ing tembang. Pangriptane kepengin nuduhke asmane, nanging ora kanthi melok, mulane asma iku disamarake ing sajroning karangane. Pujangga kang seneng migunakake sandiasma yaiuku R. Ng. Ranggawarsita Ronggowarsito. Terjemahan Sandiasma banyak ditemukan dalam serat atau tembang. Penciptanya ingin menunjukkan namanya tetapi bukan nama aslinya. Salah satu pujangga yang sering menggunakan sandiasma adalah Ronggowarsito. Satu hebatnya orang Jawa, meskipun mereka mampu menciptakan tetapi mereka menyembunyikan nama aslinya. Karena filosofi orang Jawa seperti “Aja Dumeh” dipegang erat. Orang Jawa tidak ingin pamer ketika mereka bisa menciptakan sesuatu, karena mereka menyadari sepenuhnya bahwa itu hanya sebagian kecil dari kebesaran Tuhan yang diberikan kepada umatnya. Mereka merasa tidak pantas untuk menunjukkan apa yang mereka bisa. Pamasange Sandiasma Tidak ada aturan baku tentang penempatan sandiasma, tetapi biasanya ditempatkan seperti berikut Manggon saben angkataning pada lingsa utawa gatra. Manggon ing pungkasaning pedhotan. Manggon ing angkataning pedhotan. Manggon ing sadjroning gatra. Manggon ing wiwitaning pupuh. Manggon ing wiwitaning pada. Manggon ing wekasaning pedhotan tuwin gatra. Tuladha Agar lebih paham, berikut contoh penempatan sandiasma dalam tembang macapat. RArasing kang sekar sarkara mrih, DEN aksama dening sang sudyarsa, NGAwikani wengkuhing reh, BEraweng para ratu, Ilanga kang sesangker sarik, RONGas westhining angga, GAgating tyas antuk, WARtaning kang parotama, SInung tengran sembah trus sukaning budi TAtaning kang carita. Dari syair macapat dhandhanggula di atas dapat dengan jelas kita ketahui bahwa pengarang tersebut “RADEN NGABEI RONGGA WARSITA” dari setiap awal kalimat yang saya tandai dengan huruf tebal miring. Sasmitaning tembang Saben tembang duwe sasmita dhewe-dhwe. Mungguh dununge iku ora mesthi. Ana kang manggon ing gatra wiwitan, manggon in gatra pungkasan, lang sapanunggalane. Terjemahan Sasmita dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan petunjuk. Setiap tembang memiliki petunjuk atau maksud sendiri-sendiri. Adapun letaknya tidak pasti, ada yang terletak di awal kalimat, dan ada juga yang berada di akhir. Sasmitaning tembang yaitu sebagai berikut Pocung disasmitani tembung pocung, cung, wohing, kluwak, lsp. Maskumambang disasmitani nganggo tembung kumambang, kambang-kambang, mas kentir ing warih, lsp. Mijil disasmitani nganggo tembung wijil, wiyos, rarasati, wurya, wedhar, lsp. Kinanthi disasmitaninganggo tembung kanthi, kinanthi, lsp. Durma disasmitaninganggo tembung undur, mundur, dur, lsp. Asmaradana disasmitani nganggo tembung asmara, kasmaran, brangta, brangti, kingkin, sengsem. lsp. Pangkur disasmitani nganggo tembung kur, kapungkur, wuri, wantat, judakenaka. Sinom disasmitani nganggo tembung sinom, anom, taruna, srinata, ron kamal, pangrawit, logondhang, weni, Anjani putra, mudha, lsp. Dhangdhanggula disasmitani nganggo tembung sarkara, manis, madu, hartati, guladrawa, dhandhang, kagakresna, lsp. Gambuh disasmitani nganggo tembung gambuh, mbuh, lsp. Megatruh disasmitani nganggo tembung megat, truhanduduk, pegat, lsp. Jurudemung disasmitani nganggo tembung jurudemung, sarpa kresna,lsp. Wirangrong disasmitani nganggo tembung wirangrong, lsp. Pelajari juga Arane Tembung Dasanama Cangkriman Wangsalan Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Tembang yang meliputi Jenis, Watak, Sasmita, dan Tuladha. Semoga memberi manfaat bagi Anda yang membutuhkan. Kunjungi terus karena kami akan terus menguak bahasa Jawa lebih mendalam atau ikuti kami di Google News
19Tembang Maskumambang Dalam Bahasa Jawa Secara Lengkap - Seni Budayaku. Tembang macapat lengkap. Tembang Maskumambang Laras Pelog Pathet Nem - YouTube. 47+ Macam-Macam Tembang Macapat dengan Arti, Watak, dan Filosofi. Tembang Maskumambang Buatan Sendiri - TOPWUI.COM. √ 11 Jenis Tembang Macapat Beserta Contohnya [Lengkap]
11 Contoh Tembang Macapat Bahasa Jawa Beserta Artinya Lengkap – Salah satu produk budaya Jawa yang adiluhung adalah tembang macapat. Meski dapat dikategorikan sebagai puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa, tetapi tembang macapat memiliki beberapa perbedaan dengan geguritan. Salah satu perbedaan yang paling menonjol adalah adanya aturan-aturan dalam penulisannya dan cara penyampaiannya. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini! Perbedaan Macapat dengan GeguritanDaftar IsiPerbedaan Macapat dengan GeguritanJenis-jenis Tembang yang Dikenal Masyarakat Menulis Tembang MacapatWatak, Macam, Fungsi dan Jumlah Tembang MacapatContoh Tembang Macapat Beserta dengan ArtinyaPenutup Daftar Isi Perbedaan Macapat dengan Geguritan Jenis-jenis Tembang yang Dikenal Masyarakat Jawa. Aturan Menulis Tembang Macapat Watak, Macam, Fungsi dan Jumlah Tembang Macapat Contoh Tembang Macapat Beserta dengan Artinya Penutup Getty Images/Ridzky Setiaji Jika penulisan geguritan dapat dilakukan secara bebas. Penulisan tembang macapat terikat dengan tiga aturan yakni guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan. Selanjutnya jika geguritan bisa dibacakan secara bebas dengan berbagai teknik pembacaan. Tembang macapat hanya dapat dibacakan dengan cara menembangkannya. Pada masyarakat Jawa tembang merupakan sebuah jenis karya sastra yang luhur. Diperkirakan karya seni ini sudah ada sejak masyarakat Jawa mengenal aksara. Di masa Jawa Kuna ada sebuah tembang yang disebut dengan kakawin. Seiring dengan runtuhnya kerajaan hindu-budha di Jawa. Kakawin mulai ditinggalkan masyarakat Jawa. Masyarakat jawa kemudian mengenal beberapa jenis tembang. Jenis-jenis Tembang yang Dikenal Masyarakat Jawa. 1. Tembang Gedhe Tembang gedhe adalah jenis tembang yang biasanya dipakai dalang saat bawa dan suluk dalam pementasan wayang kulit. Menurut Subalidinata tembang gedhe terdiri dari 4 baris dimana setiap barisnya memiliki jumlah suku kata yang sama. Contoh Dhuh kulup putraningsun, sireku wus wanci Pisah lan jeneng ingwang, ywa kulineng ardi Becik sira neng praja, suwiteng narpati Amung ta wekasing wang, ywa pegat teteki Kusumastuti, KGPAA Mangunagara IVIV18 2. Tembang Tengahan Menurut Warsena secara bentuk dan aturan, tembang tengahan memiliki kemiripan dengan tembang macapat. Hanya saja bahasa yang digunakan dalam menulis tembang tengahan adalah bahasa campuran yakni bahasa Jawa kawi dengan bahasa jawa baru. Tembang tengahan ini sering pula disebut dengan kidung. Tembang tengahan kebanyakan berisikan kepahlawanan seseorang. Contoh judul-judul kidung Kidung Sorandaka Kidung Ranggalawe Kidung Sri Tanjung Kidung Sundayana 3. Tembang Alit atau Macapat Hingga kini masih ada beberapa pendapat mengenai makna dari tembang macapat. Pertama, Mawardi dan Marwanto 198913 mencoba menguraikan dari sisi etimologi rakyat, bahwa macapat itu berasal dari kata maca papat-papat. Kedua Suwardi macapat itu berkaitan dengan cara melagukan dengan gregel. Gregel, adalah pemanjangan suara dengan penuh estetis, naik turunya. Ketiga macapat juga berasal dari bahasa Sansekerta, yang berasal dari kata waca. Kata wac, berarti klesik-klesik. Waca dalam bahasa Jawa Kuna menjadi kata maca, pat dari kata patha berarti bacaan. Keempat macapat juga sering dikaitkan dengan kata macapet maca cepet. Maksudnya macapat itu tembang yang cara melagukannya lebih cepat. Kelima macapat juga dapat berasal dari kata maca sipat. Maksudnya kata macapat berasal dari jarwodhosok maca+sipat, yaitu membaca sifat-sifat manusia. Macapat memuat mengenai sifat-sifat manusia itu terdiri dari empat unsur, yaitu amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Sebuah tembang baru bisa dikategorikan sebagai tembang macapat apabila telah memenuhi syarat kepenulisan tembang macapat itu sendiri. Penulisan tembang macapat harus memperhatikan guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan. Aturan Penulisan Tembang Macapat Makalah Bahan Pelatihan Bahasa Jawa SMA/MA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang Di STTP Magelang,Jln. Kopeng Km. 7 Tegalrejo Magelang Magelang, 22-23 Juli 2006 Supaya lebih jelas, perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud guru lagu ditandai oleh abjad vokal di belakang angka. Selanjutnya, guru gatra adalah jumlah baris dalam setiap macapat. Terakhir, guru wilangan adalah jumlah suku kata yang diperlukan untuk setiap baris. Watak, Macam, Fungsi dan Jumlah Tembang Macapat Hingga sekarang masih ada silang pendapat mengenai berapa jumlah tembang macapat. Ada beberapa orang menyebutnya hanya berjumlah. Ada yang menyebutkan jumlahnya 11 macam dan bahkan ada menyatakan tembang macapat berjumlah 15 macam. Tedjohadisumarto dalam bukunya yang berjudul Mbombong Manuh menyebutkan tembang macapat berjumlah 11 macam. Sedangan prawirodisastra dalam bukunya Tembang Saha Lelagon Warna-warni menyebutkan tembang macapat berjumlah 11 macam. Sedangkan Benard Arps menyebutkan bahwa tembang macapat berjumlah 9 macam. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai berapa jumlah tembang macapat yang sesungguhnya. Kebanyakan masyarakat lebih familiar dengan tembang macapat yang berjumlah 11 macam. Menurut Suwardi 11 macam tembang yang termasuk tembang macapat memiliki perbedaan dalam perwatakannya. Menurutnya watak merupakan karakteristik dari tembang macapat itu sendiri. 11 Macam Watak Tembang Macapat Makalah Bahan Pelatihan Bahasa Jawa SMA/MA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang Di STTP Magelang,Jln. Kopeng Km. 7 Tegalrejo Magelang Magelang, 22-23 Juli 2006 Contoh Tembang Macapat Beserta dengan Artinya Twitter kratonjogja 1. Contoh Tembang Macapat Mijil Poma kaki padha dipun eling, ing pituturingong, sira uga satriya arane, Kudu anteng jatmika ing budi, Luruh sarta wasis, samubarang tanduk. Serat Wulang Reh Artinya Ingat-ingatlah kalian, NakNasehatku iniKamu juga seorang satriyaHarus selalu tenang dan berbudi baikRendah hati dan pandailahSupaya dapat menguasai segalanya Serat Wulang Reh 2. Contoh Tembang Macapat Dhandhanggula Yogyanira kang para prajurit, lamun bisa samya anuladha, kadya nguni caritane, andelira sang Prabu, Sasrabau ing Maespati, aran Patih Suwanda, lalabuhanipun, kang ginelung tri prakara, guna kaya purune kang den antepi, nuhoni trah utama. Serat Tripama Pupuh 1 Artinya Sungguh mulianya para prajurit,jika kalian bisa menjadikan contohkisah masa Sang PrabuSasrabahu di Maespati,Bergelar Patih Meliputi tiga melaksanakan tugasnyaMenuruti perintah rajanya. Serat Tripama Pupuh 1 3. Contoh Tembang Macapat Pucung Den budiya kapriye ing becikipun, aja nganti pisah, kumpule kaya nomeki, anom kumpul tuwa kumpul kang prayoga. serat wulang reh Artinya Sebaik apapun usaha yang diusahakanJangan sampai pisahSeperti menyatunya anak mudaLebih baik anak muda bersatu dengan orang tua Serat Wulang Reh 4. Contoh Tembang Macapat Kinanthi Padha gulangen ing kalbu, ing sasmita amrih lantip, aja pijer mangan nendra, kaprawiran den kaesthi pesunen sariranira, sudanen dhahar lan guling. Artinya Biasakanlah mengasah kalbuAgar tanggap terhadap isyaratJangan hanya makan tidurLatihlah kekuatan tubuhmuKurangilah makan dan tidur 5. Contoh Tembang Macapat Durma Dipun sami ambanting ing badanira, nyudha dhahar lan guling, darapon sudaa, nepsu kang ngambra-ambra, rerema ing tyasireki, dadya sabarang, karyanira lestari. Artinya Biasakan latih dirimu berlaku prihatinMengurangi makan dan tidurSupaya berkurangNafsu yang bergeloraHeningkan perasaan hatimuHingga tercapai semua keinginanmu 6. Contoh Tembang Macapat Gambuh Aja nganti kabanjur, barang polah ingkang nora jujur, yen kebanjur sayekti kojur tan becik, becik ngupayaa iku, pitutur ingkang sayektos. Artinya Jangan sampai terlanjurMelakukan perbuatan tidak jujurJika sudah terlanjur itu akan mendatangkan celakaSebaiknya berusahalahAjaran yang sejati Tembang Macapat Asmaradana Aja turu soré kakiAna Déwa nganglang jagadNyangking bokor kencananéIsine donga tetulakSandhang kelawan panganYaiku bagéyanipunwong melek sabar narima Artinya jangan tidur sore harisebab ada Dewa berkeliling duniamembawa bokor emasnyaisinya doa penolak balaserta sandang dan panganyang akan menjadi milikorang yang terjaga dan tawakal 8. Contoh Tembang Macapat Pangkur Mangkya darajating praja, kawuryan wus sunya ruri, rurah pangrehing ukara, karana tanpa palupi, atilar silastuti, sujana sarjana kelu, kalulun kalatidha,tidhem tandhaning dumadi, ardayengrat dene karoban rubeda.Serat Kalatida Artinya Saat ini keadaan negara Terlihat sunyi dan sepiTerlihat telah rusakKarena tak lagi memiliki panutanSemua telah meninggalkan tuntunanOrang cerdik dan pandai tidak bisa berpikir jernihKarena terpengaruh jaman kalatidhaKeheningan sebagai tanda-tandanyaSebab jaman benar-benar penuh dengan kekacauan 9. Contoh Tembang Macapat Megatruh sigra milir kang gèthèk sinangga bajulkawan dasa kang njagèniing ngarsa miwah ing pungkurtanapi ing kanan kéringkang gèthèk lampahnya alonBabad Tanah Jawi Artinya Sang rakit segera berjalan dengan didorong buayaEmpat puluh yang menjaganyaAda di depan ada pula di belakangBegitu pula sisi kiri dan kananRakit pun berlayar dengan perlahan 10. Contoh Tembang Macapat Maskumambang Nadyan silih bapa biyung kaki nini, sadulur myang sanak, kalamun muruk tan becik, nora pantes yen den nuta.Wulangreh Artinya Walau bapak, ibu, kakek, nenek berganti-ganti berkataSaudara dan sanak kadangJika yang dikatakan mengajarkan keburukanTidak pantas utuk dituruti 11. Contoh Tembang Macapat Sinom Ingsun uga tan mangkana, balilu kang sun alingi, kabisan sun dokok ngarsa, isin menek den arani, balilune angluwihi, nanging tenanipun cubluk, suprandene jroning tyas, lumaku ingaran wasis, tanpa ngrasa prandene sugih carita. Artinya Aku pun demikiankebodohankulah yang aku sembunyikankepandaianku yang akan kuperlihatkankarena merasa malu jika sampaidikatakan luar biasa bodohpadahal sebenarnya bodohsupaya menurut orang-orangaku seorang yang pandaitanpa sadar aku telah mengarang cerita Penutup Demikianlah tentang contoh 11 tembang macapat beserta artinya lengkap. Semoga dapat menjadi referensi bagi kamu sekalian. Dari contoh-contoh yang telah disajikan, tentu kamu sudah ada gambaran seperti apa tembang macapat itu. Selain itu, contoh 11 tembang macapat di atas juga bisa kamu jadikan referensi yang valid karena bersumber dari karya-karya sastra Jawa lama. Semoga bermanfaat. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Perangkaiantembang macapat menggunakan gaya baru bahasa jawa serta terdapat bahasa jawa kuno yang terselip. Isi tembang macapat dapat berbentuk sopan santun, cerita wayang, nasehat, dongeng dan sebagainya. Untuk itu sifat isi tembang macapat lebih fleksibel karena disampaikan dalam bentuk rasa, selama tujuan yang dicapainya positif. Pada umumnya watak dalam tembang macapat berguna untuk dasar pembuatan lirik lagu, meskipun secara mutlak tidak berlaku.
Bahasa Jawa memiliki tembang atau kidung yang berisi pitutur atau nasihat sesuai dengan tingkatannya. Misal saat seseorang masih kecil, mulai dewasa, hari tua, sampai akhirnya meninggal dunia. Tembang ini disebut macapat dan masing-masing syair atau lagu memiliki aturan atau pakem tersendiri. Dewasa ini tembang macapat masuk kurikulum muatan lokal dan diajarkan di sekolah. Namun, hanya bentuk yang termudah saja. Itu pun tidak semuanya dan mudah dilupakan. Jika Anda seorang penutur asli Bahasa Jawa atau orang yang ingin mempelajari Bahasa Jawa lebih dalam, kenali tembang macapat di bawah ini. 1. Maskumambang Maskumambang memiliki karakter sedih atau penuh duka meski secara filosofi tidak demikian. Maskumambang bisa diartikan sebagai seorang janin yang hidup mengambang di dalam rahim ibu sebelum akhirnya dilahirkan ke dunia. 2. Mijil Setelah hidup mengambang di dalam rahim, bayi akhirnya lahir dan diwujudkan sebagai mijil atau benih. Nantinya bayi yang lahir akan memulai semua perjalannya hingga dewasa. Sesuai dengan filosofi ini mijil banyak berkarakter senang dan berisi banyak nasihat. 3. Kinanthi Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan tumbuh dan akhirnya belajar berjalan. Pada fase ini orang tua akan mulai menuntun anaknya untuk diarahkan ke jalan yang benar. Kinanthi berisi tentang kesenangan orang tua dalam merawat anaknya dan segala hal terkait nasihat baik yang berguna untuk masa depan. 4. Sinom Sinom menjadi perwujudan dari pucuk dari benih yang akan tumbuh. Anak-anak yang mulai tumbuh dewasa akan belajar bagaimana menata hidupnya dan belajar banyak hal. Kelak mereka akan menjadi orang yang berguna bagi orang tua. Watak dari tembang sinom adalah kesabaran dan berisi banyak nasihat. 5. Asmarandhana Setelah tumbuh dewasa, seorang manusia akhirnya akan mencari atau mendapatkan tambatan hatinya. Perjalanan ini diwujudkan oleh tembang asmarandhana yang berasal dari kata asma. Tembang atau lagu yang muncul memiliki tema senang, gembira, dan kadang duka. 6. Gambuh Setelah bertemu dengan seseorang, ikatan yang sakral yaitu pernikahan akhirnya dilakukan. Inilah inti dari tembang gambuh. Segala hal tentang suka cita akan disampaikan ke khalayak. Selain itu tembang juga banyak berisi tentang cerita kehidupan. Nantinya cerita bisa dipakai untuk pelajaran agar bahtera rumah tangga tidak mengalami gangguan. 7. Dhandhanggula Karakter dari Dhandhanggula cukup luwes dan berisi banyak hal dalam kehidupan. Meski secara umum filosofi dari tembang ini adalah kesuksesan dari pasangan dalam kehidupan rumah tangganya. 8. Durma Durma menjadi perwujudan dari kehidupan yang penuh kisah dan penuh konflik. Meski demikian, seseorang akan menjadi pelengkap pasangannya dan mendapatkan kebahagiaan di kemudian hari. Konflik yang terjadi adalah cobaan agar kehidupan lebih baik di masa depan. 9. Pangkur Setelah apa yang terjadi, seseorang harusnya mulai mungkur atau pangkur dari kehidupan duniawinya. Segala hasrat dan nafsu untuk mendapatkan sesuatu harus mulai dihapuskan. Apalagi saat sudah tua, memperbanyak ibadah pada Yang Maha Kuasa adalah hal yang lebih penting. 10. Megatruh Megatruh bisa diartikan pisah dari ruhnya. Tembang mengisyaratkan tentang proses kematian seorang manusia hingga ruhnya terlepas. Karena memiliki makan cukup menyedihkan, tembang megatruh memiliki isi tentang hilangnya harapan dan perpisahan. 11. Pocung Pocung berasal dari kata pocong yang artinya orang yang sudah meninggal dan dikafani. Tembang ini berisi tentang hal-hal berhubungan dengan kematian atau hari akhir. Meski cukup seram, isi dari pocung lebih banyak berisi teka-teki, kadang menggelitik. Tembang macapat jenisnya ada banyak dan masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri. Kalau Anda ingin mempelajari lebih banyak, pilih satu atau dua dulu misal pocung atau kinanthi. Setelah memahaminya baru belajar tembang Bahasa Jawa lain. Jangan lupa kunjungi nurfasta untuk mendapatkan informasi dari artikel lainnya
Guruwilangan, guru lagu lan guru pada. 1) memiliki guru lagu (vokal atau huruf) (u, i, a, i, a, i) artinya adalah pada lirik yang pertama tembang ini berakhir dengan vokal huruf "u", di lirik yang kedua berakhir dengan vokal huruf "i", dan seterusnya hingga lirik ke 6 yang berakhir di vokal huruf "i". 8, 8, 8, 8 dan guru lagu: That way, youll be able save the files to wherever youd.
kKpOqB. 93d2hnqdjy.pages.dev/20893d2hnqdjy.pages.dev/1393d2hnqdjy.pages.dev/48693d2hnqdjy.pages.dev/8093d2hnqdjy.pages.dev/35593d2hnqdjy.pages.dev/9093d2hnqdjy.pages.dev/3293d2hnqdjy.pages.dev/350
watak tembang macapat dalam bahasa jawa